Senin, 08 Februari 2010

KEBUTUHAN AIR SISTEM HYDRANT

Sistem Hydrant

Hydrant adalah suatu sistem penanggulangan kebakaran yang efektif dengan menggunakan media air. Hydrant dibagi menjadi 2 yaitu hydrant halaman (pilar) dan hydrant gedung (box).

Dalam mengevaluasi perencanaan instalasi pemadam dengan sistem hydrant kebakaran diperlukan perhitungan kebutuhan air pemadam, kehilangan tekanan, jenis dan spesifikasi pipa kebakaran, debit dan head pompa yang digunakan.

Kebutuhan Air Hydrant

Hydrant Halaman

Hydrant halaman atau biasa disebut dengan hydrant pilar, adalah suatu sistem pencegah kebakaran yang membutuhkan pasokan air dan dipasang di luar bangunan. Hydrant ini biasanya digunakan oleh mobil PMK untuk mengambil air jika kekurangan dalam tangki mobil. Jadi hydrant pilar ini diletakkan di sepanjang jalan akses mobil PMK.


Gambar. Hydrant Halaman (pilar)


 

Untuk menentukan kebutuhan pasokan air kebakaran menggunakan perhitungan SNI 03-1735-2000 sbb:

  • Pasokan air untuk hydrant halaman harus sekurang-kurangnya 2400 liter/menit, serta mampu mengalirkan air minimal selama 45 menit.
  • Jumlah pasokan air untuk hydrant halaman yang dibutuhkan ditunjukkan pada tabel berikut :


 

    


 


 


 


 


 


 


 

    Sumber: (SNI 03-1735-2000)


 

Rumus yang digunakan

V    = Q x t..................................(2.1)

    Dimana :

    V    = Volume air yang dibutuhkan hydrant (liter)

    Q    = Debit aliran untuk hydrant pilar (liter/menit)

    t    = Waktu pasokan air simpanan (menit)

Hydrant Gedung


 

Hydrant gedung atau biasa disebut dengan hydrant box adalah suatu sistem pencegah kebakaran yang menggunakan pasokan air dan dipasang di dalam bangunan atau gedung. Hydrant box biasanya dipasang menempel di dinding dan menggunakan pipa tegak (stand pipe) untuk menghubungkan dengan pipa dalam tanah khusus kebakaran.

Untuk menentukan kebutuhan pasokan air kebakaran menggunakan perhitungan SNI 03-1745-2000 dan NFPA (National Fire Protection Association) sbb :

  • Pasokan air untuk hydrant gedung harus sekurang-kurangnya 400 liter/menit, serta mampu mengalirkan air minimal selama 30 menit.
  • Jumlah pasokan air untuk hydrant gedung yang dibutuhkan ditunjukkan dalam rumus sebagai berikut:


 

V    = Q x t..................................(2.2)


 

    Dimana :

    V    = Volume air yang dibutuhkan hydrant (liter)

    Q    = Debit aliran untuk hydrant pilar (liter/menit)

    t    = Waktu pasokan air simpanan (menit)

Sumber Air

Air untuk kebutuhan instalasi pemadam kebakaran di peroleh dari:

  1. Sumur dalam.
  2. PDAM kota bersangkutan.

Sumber air ini sangat berpengaruh dengan debit yang dikeluarkan.


 

SISTEM INSTALASI HYDRANT

Sistem Pipa

Sistem pipa tegak adalah suatu susunan dari pemipaan, katup, sambungan selang yang dipasangkan sedemikian rupa sehingga air dapat dipancarkan atau disemprotkan melalui selang dan nozzel, untuk keperluan memadamkan api, mengamankan penghuni, bangunan dan isinya. Semua dapat dicapai dengan menghubungkan ke sistem pasokan air atau dengan menggunakan pompa dan peralatan seperlunya untuk menyediakan pasokan air yang cukup ke sambungan selang.

Pada prinsipnya instalasi pemadam kebakaran ada 2 jenis sistem pipa.

Sistem pipa tegak basah



 

Keterangan :

  • Dalam sistem ini instalasi pipa pemadam kebakaran disambungkan langsung pada pipa utama air minum.
  • Pada setiap tingkat terdapat tempat selang Pemadam Kebakaran dengan panjang 30 m.
  • Pada tingkat yang terakhir, instalasi dihubungkan dengan kran dan alat sanitair sebagai lubang pembuangan udara atau tumpuhan air dan dapat dipergunakannya.
  • Sistem ini tergantung pada tekanan air yang ada pada pipa induk/utama. Instalasi ini akan bekerja dengan baik apabila pipa utama mempunyai tekanan minimal 3 bar.
  • Instalasi pipa selalu terisi air bersih oleh karena itu disebut sistem pipa tegak basah.


 

Prinsip Kerja :

  • Bila tejadi kebakaran dalam suatu ruangan maka dengan mudah orang tersebut dapat mengambil selang pemadam kebakaran yang sudah tersedia pada setiap tingkat bangunan.
  • Pertama, membuka/memecahkan tempat selang.
  • Kedua, tarik selang sehingga tidak jauh dari tempat kebakaran.
  • Ketiga, putar kran pada posisi buka.
  • Keempat, air yang selalu tersedia pada saluran akan menyembur keluar.
  • Kelima, arahkan air pada api tersebut sampai padam.


     


 

Pompa Hydrant

Fungsi Pompa

Pompa ini berfungsi untuk mensuplai kebutuhan air kebakaran dari groundtank sampai ke ujung pengeluaran (nozzel). Pompa kebakaran atau biasa disebut Fire Pump diperhitungkan dengan besar debit kebutuhan air hydrant kebakaran dan Head (tinggi permukaan air sampai ujung pengeluaran tertinggi ditambah kehilangan tekanan)

Tinggi angkat pompa dinyatakan dalam rumus berikut ini.


 

............................................(2.5)

Dimana :

         : Tinggi angkat total (meter).

        : Tinggi hisap (meter).

        : Tinggi tekan (meter).

        : Tinggi potensial (meter).

        : Kerugian gesek dalam pipa hisap dan pipa tekan

         (meter).

    P    : Tekanan kecepatan pada lubang keluar pipa

         (meter).


 

Pompa akan berfungsi saat dibutuhkan jika terjadi kebakaran. Jika tidak menggunakan springkler, hydrant dijalankan secara manual oleh manusia. Jadi pompa akan hidup jika hydrant digunakan.

Spesifikasi pompa kebakaran diperoleh dari vendor produk pompa. Dalam perencanaan hanya menentukan debit dan head. Pompa yang digunakan adalah setara Grundfos. Karena dalam produk tersebut menampilkan spesifikasi lengkap dari pompa mulai dari kebutuhan elektrikal, pipa inlet dan outlet, bahan, dimensi pompa, kurva (grafik), serta gambar pompa.


 


 


 


 


 



 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

Pompa yang mempertahankan tekanan (Jockey atau tambahan) sebaiknya dipakai apabila dibutuhkan untuk mempertahankan keseragaman atau tekanan tinggi relatif pada sistem proteksi kebakaran. Pompa jockey sebaiknya ditentukan ukurannya untuk menambah laju kebocoran yang diijinkan di dalam 10 menit atau 3,8 liter/menit (1 gpm). (SNI 03-6570-2001 tentang Instalasi Pompa yang Dipasang Tetap Untuk Proteksi Kebakaran).


 


Gambar 8.3.2. Skema Pemasangan Pompa Kebakaran dan Jockey Pump

Valve Instalasi

Bagian dari pemipaan baja harus disambung dengan sambungan ulir, sambungan flens, atau fitting lain yang disetujui.


 

Gambar 8.3.3. Check Valve dan Fleksibel Joint


 


Gambar 8.3.4. Elbow dengan Sambungan Flens


 



 


 


 


 


 


 


 


 


 

Penentuan Perletakan Hydrant

Hydrant Halaman

Untuk menentukan jumlah dan titik hydrant halaman menggunakan acuan SNI (Standar Nasional Indonesia) no. 03-1735-2000 sbb:

  • Tiap bagian dari jalur akses mobil pemadam di lahan bangunan harus dalam jarak bebas hambatan 50 m dari hydrant kota. Bila hydrant kota yang memenuhi persyaratan tersebut tidak tersedia, maka harus disediakan hydrant halaman.
  • Dalam situasi di mana diperlukan lebih dari satu hydrant halaman, maka hydrant-hydrant tersebut harus diletakkan sepanjang jalur akses mobil pemadam.
  • Hydrant halaman (pilar) ditempatkan di luar bangunan pada lokasi yang aman dari api dan penyaluran pasokan air ke dalam bangunan dilakukan melalui katup siamese.
  • Hydrant kota (fire hydrant) bentuknya sama dengan hydrant halaman, tetapi mempunyai dua katup atau tiga lubang untuk selang kebakaran.



 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 

 

Hydrant Gedung

Untuk menentukan jumlah dan titik hydrant gedung menggunakan acuan SNI (Standar Nasional Indonesia) dan NFPA (National Fire Protection Association) sbb:

  • Lokasi dan jumlah hydrant bangunan (kotak Hydrant/box hydrant) diperlukan untuk menentukan kapasitas pompa yang digunakan untuk menyemprot air.
  • Hydrant ditempatkan pada jarak 35-38 meter satu dengan lainnya, karena panjang satu dengan lainnya. Selang kebakaran dalam kotak hydrant adalah 30 meter, ditambah sekitar 5 meter jarak semprotan air.
  • Pada atap bangunan yang tingginya lebih dari 8 lantai, perlu juga disediakan hydrant untuk mencegah menjalarnya api ke bangunan yang bersebelahan.
  • Hydrant/selang kebakaran harus diletakkan di tempat yang mudah dijangkau dan relatif aman, dan pada umumnya diletakkan di dekat pintu darurat.



 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 



 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


 


Gambar 8.4.4. Cara Pemakaian Hydrant


 

Syarat-syarat Khusus Hydrant Kebakaran

Syarat-syarat khusus ini adalah merupakan ciri hydrant dan harus dilaksanakan dalam pengerjaannya.

  • Komponen hydrant kebakaran terdiri dari: sumber air, pompa kebakaran, selang kebakaran, penyambung, dan perlengkapan lainnya.
  • Pompa kebakaran dan peralatan listrik lainnya harus mempunyai aliran listrik tersendiri dari sumber daya darurat.
  • Selang kebakaran dengan diameter minimum 1,5 inci (3,8 cm) harus terbuat dari bahan yang tahan panas, dengan panjang maksimum 30 meter.
  • Peralatan hydrant harus dicat merah.